Muqoddimah

Muqoddimah
◄Maka berkata orang yang selalu mengharapkan kurnia pengampunan atas segala kesalahan (beliau adalah) syekh Abdulloh bin hijaz alhuluwani yang dimasyhurkan oleh syekh Sarqowwi.
Adapun didalam isi kitab yang kecil ini, beliau Sayyid Ahmad bin aho-illah ra (yang telah dibersihkan sirr-nya) akan menerangkan rahasiah-rahasiah hati orang-orang yang ma’rifat kepada Alloh.
Dan, adapun maksud beliau dengan kitab kecil ini pada intinya (pada umumnya) yaitu memberi pepatah khusus kepada muridin yang benar-benar ingin wushul kepada Alloh, serta untuk menaikkan derajat muridin hingga derajat arifin.
Maka perlu untuk kita semua agar supaya mengkhususkan atas penjelasan maksud beliau dengan perhitungan (pemikiran) yang sempurna►

Kesimpulan. 
● Nama kitab ini adalah Syarah Hikam. 
● Yang mengarang kitab ini adalah Syekh Ahmad bin atho’illah. 
● Isi dari kitab ini menerangkan rahasia-rahasia hati orang yang sudah kenal dengan Alloh. 
● Sasaran atau objek yang diberi pepatah oleh kitab ini intinya ialah orang yang derajatnya sederajat dengan muridin. 
● Tujuan isi kitab ini, untuk menaikan derajat muridin hingga sampai derajat arifin. 

Sebelum melangkah lebih jauh ada yang perlu selalu diingat akan istilah tingkatan, sekaligus istilah kata yang kerap sekali diulang-ulang.

1. Abidin. 

2. Muridin. 

3. Arifin. 

Abidin. 
Yaitu tahapan awal dari ibadahnya, amalan abidin tidak jauh bedanya dengan yang biasa dilakukan kebiasaan orang-orang yang ber-amal sholeh dan ber-ahwal sholeh, ada amalnya, ada niatnya, ada ikhlasnya, ada ridlonya, tapi masih kosong dari cita-cita ingin wushul kepada Alloh, 

Muridin. 
Yaitu tahapan orang-orang yang ber-amal sholeh dan ber-ahwal sholeh, yang berjalan (hatinya dari amal dan ahwalnya), yang punya cita-cita ingin wushul kepada Alloh. Ini sesuai dengan definisi muridin:
◄Kosong dari kehendak diri►

Maksudnya, hatinya dikosongkan dari kehendak diri berbuat, lalu dihubungkan semua amal dan ahwalnya kepada Alloh. 

Arifin. 
Yaitu tahapan orang-orang yang sudah ma’rifat (kenal dengan Alloh). 

Tadi dijelaskan bahwa mengkaji ilmu ini ada pengkhususan yakni hanya untuk muridin, yang termasuk ruang-lingkup muridin, ialah dari kalangan orang-orang yang sedang ber-amal sholeh dan ber-ahwal sholeh, supaya meningkat dalam bentuk amalnya dan ahwalnya. Oleh karenanya, jangan sampai nanti ada pemiikiran seperti ini “kok saya mengerjakan amalan yang benar menurut hukum syara’, tapi masih disalahkan juga”. 

Kita harus selalu ingat bahwa sebagian besar yang menjadi sasaran ilmu ini, adalah membahas gerak-gerik qolbu, sedangkan tingkah qolbu tidak kelihatan, ditambah lagi dengan istilah-istilah untuk menghukumi qolbu, satu tingkah satu istilah, misalkan “kalau keadaan qolbu lagi cenderung begini, nah inilah istilahnya”. Dan, istilah-istilah yang berkenaan dengan qolbu didalam kitab ini sangatlah banyak sekali. Mudah-mudahan Alloh memberikan pemahaman.

Yang terakhir, syekh ibnu Atho’illah mewanti-wanti kepada semua orang yang akan mendalami ilmu ini, katanya harus dengan pemikiran yang sempurna, dengan kejernihan hati, dengan dibolak-balik kalimat per kalimat, jangan sepintas, jangan asal tangkap, jangan asal mengambil kesimpulan. 

Oleh karena itu yakinkanlah bahwa pada intinya semua kitab yang dikarang oleh para ulama, tujuannya hanya satu, ialah mengajak semua orang agar supaya berada dijalan yang benar, tinggal kitanya yang dituntut untuk bagaimana cara menyikapi serta menempatkannya. 

Saran. 
Disamping mengkaji ilmu yang ada didalam kitab ini sebaiknya mengkaji juga ilmu tauhid, karena sangat erat hubungannya dengan ilmu ini dan sangat membatu dalam proses pemahamannya, apalagi ilmu ini perjalanan untuk mengenal sampai kepada Alloh, sedangkan kaifiyyahnya Alloh kita tidak mengenalnya, bagaikan kita mencari alamat seseorang tapi yang kita cari orangnya tidak kita kenali, apa lelaki atau perempuan, apa tinggal dimana, apa betul ada atau hanya tahu cuma kabarnya saja.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar