Ma nafa'al qolba syai'un

Berkata syekh Ahmad Ibnu Atho-illah ra.
◄Tiada sesuatu pun yang dapat memanfaatkan qolbu seperti ‘uzlah (menjauhkan atau mengasingkan diri daripada manusia) dan masuk dengannya ke dalam medan renungan (merenung atau refleksi) (yakni bertafakur mengenai al-Haqo’iq dan bukan bertafakur mengenai dzatNya)►
*****

◄Tiada sesuatu pun yang dapat memanfaatkan qolbu, yakni qolbu MURIDIN didalam membersihkan dari berbagai GHOFLAH-nya, dan bersikap taqorrub kepada HADROH tuannya atas sesuatu seumpamanya UZLAH, yakni menjauhi dari keramain manusia, maka akan masuk oleh sebab uzlah pada lapangan tafakkur, yakni tafakkur yang diserupakan dengan lapangan agar supaya bolak-baliknya qolbu didalam lapangan seperti bolak-baliknya kuda didalam lapangan►

◄Maka, adapun si MURID tatkala terbukti berbaur (atau bercampur) pada manusia maka akan tersibukan penglihatannya dengan perkara MAHSUSAH (yang dapat ditemukan oleh panca-indra), maka tidak dapat bertafakkur hati si MURID kecuali tertambat didalam perkara tersebut, dan tiada henti pemikirannya kecuali di alam MUSYAHADAH (maksudnya alam yang dapat dilihat oleh mata dhohir), maka tatkala si MURID menjauhinya dari manusia maka berbalik tingkahnya serta berputar qolbunya di alam goib, dan (sungguh) telah datang dalam suatu hadits "TAFAKKUR sesaat adalah lebih baik daripada IBADAH 70 (tujuh puluh) tahun"►

◄Dan telah ditanya Ummi Darda "Perkara apakah yang lebih baik dari (berbagai) amalan Abi Darda?" menjawab Ummi Darda "TAFAKKUR". Dan (sesuatu yang telah diceritakan dalam hadits tadi, yaitu) - karena sesungguhnya Abi Darda mendapati hasil oleh sebab tafakkur - mengetahui berbagai (al-Haqo’iq) hakikat perkara, sehingga sampai derajat mengagungkan Alloh, serta mengagungkan pada setiap perkara yang diridloi-Nya - maka Abi Darda melaksanakanya. Dan juga menghinakan pada setiap perkara yang dibenciNya - maka Abi Darda menjauhinya. Dan akan nampak (atau muncul kepermukaan) oleh sebab tafakkur akan samarnya bahaya nafsu serta tipu-dayanya musuh, serta tipu-dayanya dunia, Dan mengetahui oleh sebab tafakkur tata-cara dalam menjauhi (dari semua tipuan tadi), serta selamat (oleh sebab tafakkur) dari berbagai bahaya yang terbit daripada para ahli bahaya►

◄Dan, oleh sebab UZLAH (yang telah diceritakan diatas tadi) akan hasil membiasakan (atau melatih) KHOLWAT (menyendiri), yang mana kholwat tersebut adalah salah-satu rukun perjalanan yang 4 (empat) - apabila dihubungkan pada si MURID, dan sisanya (dari rukun yg 4) yaitu (1) tiada bicara (2) menahan lapar (3) bangun malam. Dan, oleh rukun yang empat ini akan men-JADI seorang wali ABDAL - maka (Insya Allah) akan jadi wali ABDAL. Dan, rukun yang empat ini - untuk keseluruhannya berada dalam haq-nya si MURID yang sedang melangkah oleh dirinya sendiri, akan tetapi kalau berada dibawah didikan sang guru, maka tidak boleh tidak (mesti) selalu bersama sang guru serta bersama-sama dengan rekan (seperjuangan) yang dapat menolongnya didalam menempuh perjalanan►

◄Maka tatkala hilang - karat (atau karatan) yang ada dalam dirinya si MURID maka - ia - JADI salah-seorang dari golongan ARIFIN, maka tidak akan membawa madarat (maksudnya tidak akan merugikan) bergaul dengan makhluk, yakni semua makhluk, karena sesungguhnya si MURID ketika telah menjadi seorang ARIFIN maka tidak melihat - ke - selain Allah ta'ala. Dan KETAHUILAH (olehmu) sesungguhnya tafakkur, ia adalah yang dimaksud, sedangkan uzlah sebagai washilah terhadap tafakkur, serta menolong terhadap tafakkur. Selanjutnya mushonnif memperjelas terhadap berbagai urusan yang berkenaan dengan qolbu - tatkala tiada hasil bagi si MURID membersihkan dengan uzlah dan tafakkur - (silahkan ikuti) uraian mushonnif, sebagai berikut►

Tidak ada komentar:

Posting Komentar