Sawabiqul himam

_( Hikmah 3 )_
◄Adapun melesat kencangnya cita-cita (keinginan), tidak akan memecahkan benteng takdir (ketentuan Allah)►
*****

Berkata syekh Ahmad Ibnu Atho-illah ra.
◄Adapun beraneka ragam pesatnya kecepatan rasa ingin yang menggebu, yang diibaratkan seperti pesatnya laju kuda, tidak akan mampuh membelah berbagai bentengnya taqdir. Hikmah ini menjelaskan atas hikmah sebelumnya, dan juga pantas atas hikmah sesudahnya. (ka'annahu) Telah berkata mushonnif (iridatukal murid... ileh) "Adapun keinginanmu hai MURID - bertentangan atas sesuatu perkara yang telah dikehendaki (ditetapkan) oleh Allah maka tidak akan menemukan kemanfaatan. Karena sesunggunya tatkala terbukti pesatnya keinginan, yakni keinginan yang kukuh, yakni tepatnya sasaran dalam setiap perkara, maka hal demikian adalah dahsyatnya nafsu yang akan terjadi olehnya setiap perkara►

Kata yang sulit:
● SAWABIQ: Asal kata dari SABAQO, saling mendahului, saling kejar mengejar antara satu sama yang lainnya. seperti contoh "muSABAQOH tilawatil qur'an = berLOMBA_LOMBA dalam seni baca al-qur'an" atau "FaSTABIQUL khoirot - berLOMBA-LOMBA dalam beramal kebaikan".

Ulasan:
Dalam hikmah ini mshonnif menjelaskan atas hikmah sebelumnya bahwa janganlah bersandar kepada amal, walaupun pesatnya amal yang dibarengi cita-cita yang tinggi tidak akan mampu membelah atas ketentuan Allah yang diserupakan dengan benteng yg kokoh.

Qodar yang ini adalah ketentuan Allah yang sesuai dengan ilmunya Allah, yaitu yang disebut QODLO MUBROM. Nah..., ketentuan seperti ini tidak akan berubah walaupun dengan pesatnya keinginan para Nabi atau para Wali atau yang lainnya, sekalipun mereka adalah orang-orang fasiq, paranormal, tukang sihir, tukang tenung dan lain sebagainya.

Dan, hikmah yang ini menitik-beratkan mengenai "AMRUN KHORIQUN LIL'ADAT" perkara yang mampuh membedah adat kebiasaan, bukan hanya sebarang keinginan.

Selanjutnya berkata syekh Ahmad Ibnu Atho-illah ra.
◄Dan terbukti (sawabiqul himam) atas Wali adalah KAROMAH (kehurmatan), maka apabila seorang Wali berbuat pada sesuatu tatkala dihadapkan dengan HIMMAH-nya, maka terbuktilah. Sedangkan selain Wali adalah tukang sihir dan tukang tenung (ramalan), bagi mereka adalah IHANAH (penghinaan). Tidak akan terjadi berbagai perkara dari (sawabiqul himam) kecuali dengan taqdir Allah ta'ala, yakni atas dasar izin Alloh subhanahu wa ta'ala►

Ulasan:
"AMRUN KHORIQUN LIL'ADAT" atau perkara yang mampuh membedah adat kebiasaan,
  • Kalau datangnya melalui cikal bakal Nabi disebut Irhash.
  • Kalau datangnya melalui Nabi disebut Mu’jizat.
  • Kalau datangnya melalui Wali disebut Karomah.
  • Kalau datangnya melalui orang Mu'min disebut Ma'unah.
  • Kalau datangnya melalui orang Fasiq atau orang Kafir disebut istidroj.

Selanjutnya berkata syekh Ahmad Ibnu Atho-illah ra.
◄Adapun HIMMAH-mu he MURID.. yang tidak menggebu seperti keinginanmu yang tiada meninggalkan kesan terhadapnya, adalah dari sebagian bab yang lebih utama. Maka dalam kondisi himmah yang tiada menggebu adalah dapat mendinginkan api yang membara dalam qolbunya si MURID, sehingga apabila datangnya khayalan atas si MURID, yakni sesungguhnya khayalan tersebut berada dalam telunjuk tangannya. Dan akan menemukan sesuatunya dengan kepastian►

Kata yang sulit:
WAHMU: bayangan jiwa, seperti ketika melihat atau terjadi sesuatu yang sedang dialami, lalu terbayang  dalam benaknya untuk memilikinya atau menjauhinya atau bencinya, sukanya, manfaatnya dan lain sebagainya.

Wahmu wal khoyal yutsbitanil ghoir
Wahmu dan Khoyal, kedua-duanya menetapkan kepada selain Allah.

Selanjutnya berkata syekh Ahmad Ibnu Atho-illah ra.
◄Adapun lapad SAWABIQUL HIMAM dalam ungkapan Mushonnif adalah IDLOFAT dari IDLOFAT SIFAT atas sesuatu yang diSIFATi, ibarat kita menetapkan sesuatu. Adapun ungkapan mushonnif dalam lapad ASWAROL AQDAR adalah dari IDLOFAT MUSYABBAH BIH atas MUSYABBAH. Selanjutnya berkata Mushonnif:►

Tidak ada komentar:

Posting Komentar