Idfin wujdaka

Berkata syekh Ahmad Ibnu Atho-illah ra.
◄Tanamkanlah kewujudanmu di dalam bumi ketersembunyian (yakni yang tidak dikenali orang), kerana jika berbuah sesuatu yang tidak ditanam, hasilnya tiadalah sempurna►
*****

◄Tanamkanlah kewujudanmu di dalam bumi ketersembunyian, yakni didalam khumul (kesunyian), yang namanya khumul ialah tiada kemasyhuran yang diserupkan dengan tanah, serta ditanam wujudmu didalam tanah - yang - tiada kegiatan yang menumbuhkan benih-benih kemasyhuran, dengan mengosongkan dirimu dari kepangkatan dan selain kepangkatan (dari sesuatu) yang didalamnya menyimpan ketenaran►

◄Maka jikalau dirimu melangkah pada jalan - sesudah datang kemasyhuranmu, maka wajib bagimu bersikap tawadlu (rendah hati), dan janganlah melihat pada dirimu memiliki kedudukan, dan jangan pula melihat pada sesuatu yang didalamnya tersirat kepangkatan dan selain kepangkatan atas sesuatu yang agung, bahkan lihatlah olehmu bahwa sesungguhnya KEBAIKAN berada dalam suasana meninggalkannya, akan tetapi janganlah meninggalkan hal tersebut kecuali dengan petunjuk gurumu atau dengan idzin Allah►

◄Selanjutnya mushonnif membuat satu perumpamaan mengenai uraian yang telah lalu, dengan perkataannya "Tidak akan tumbuh biji-bijian dari sesuatu yang tidak tanam, maka hasilnya tidak akan sempurna, bahkan keluar (halnya) lemah serta kuning tiada manfaat (biji tersebut) bila diambil kemanfaatan yang sempurna, lagi pula bilamana biji tersebut tidak tumbuh, biasanya dimakan burung, maka tidak ada manfaatnya. Dan begitu juga bagi orang yg sedang melangkah bilamana menjalani benih-benih kemasyhuran dalam permulaannya - sedikit kebahagiaan diakhir kemudiannya, dan dengan tolak-ukur menyatakannya sipat khumul, maka nyata bagi si SALIK - MAQOMUL IKHLASH (berada dalam tingkatan Ikhlas)►

◄Maka membangun urusan si SALIK didalam permulaannya adalah menjauhi makhluk serta membekukan sebutan (atau panggilan), dan tiada cinta kemasyhuran sehingga musnah semua sipat-sipatnya - lalu - menetap dengan robb-nya, maka terbukti si SALIK bersama tuannya, kalaulah Alloh menghendaki (dhohir) maka Dia (Allah) akan mendhohirkannya, tapi kalaulah Allah menghendaki (samar), maka Dia akan menyamarkannya. Telah berkata Sayyidi Abul Abbas (qoddasallohu sirrohu) "Barang siapa yang mencintai dhohir, maka dia adalah abdi-nya dhohir. Dan barang siapa yang mencintai samar, maka dia adalah abdi-nya samar. Dan barang siapa yang terbukti abdi-nya Alloh, maka sama saja (tiada perbedaan) baginya - apakah Alloh akan mendhohirkannya atau menyamarkannya►

Tidak ada komentar:

Posting Komentar