Kaifa yutashowwaru

Berkata syekh Ahmad Ibnu Atho-illah ra.
Kaifa yutashowwaru an yuhjibahu syai-un wa huwal ladzi dhoharo bikulli syai-un? = Bagaimanakah boleh dibayangkan bahwa ada sesuatu yang menghijabkanNya sedangkan Dialah yang telah dhohir dengan setiap sesuatu?►

Kaifa yutashowwaru an yuhjibahu syai-un wa huwal ladzi dhoharo fi kulli syai-in?Bagaimanakah boleh dibayangkan bahwa ada sesuatu yang menghijabkanNya sedangkan Dialah yang telah dhohir di dalam setiap sesuatu?►

Kaifa yutashowwaru an yuhjibahu syai-un wa huwal ladzi dhoharo likulli syai-in?Bagaimanakah boleh dibayangkan bahwa ada sesuatu yang menghijabkanNya sedangkan Dialah yang telah dhohir bagi setiap sesuatu?►

Kaifa yutashowwaru an yuhjibahu syai-un wa huwadh dhohiru qobla wujudi kulli syai-in?Bagaimanakah boleh dibayangkan bahwa ada sesuatu yang menghijabkanNya sedangkan Dialah yang maha dhohir sebelum wujud setiap sesuatu?►

Kaifa yutashowwaru an yuhjibahu syai-un wa huwa adhharu minkulli syai-in?Bagaimanakah boleh dibayangkan bahwa ada sesuatu yang menghijabkanNya sedangkan Dialah yang terlebih dhohir daripada setiap sesuatu?►

Kaifa yutashowwaru an yuhjibahu syai-un wa huwal wahidul ladzi laisa ma'ahu syai-un?Bagaimanakah boleh dibayangkan bahwa ada sesuatu yang menghijabkanNya sedangkan Dialah yang SATU (yakni Yang Maha Esa) yang tiada sesuatu bersertaNya?►

Kaifa yutashowwaru an yuhjibahu syai-un wa huwa aqrobu ilaihi min kulli syai-in?Bagaimanakah boleh dibayangkan bahwa ada sesuatu yang menghijabkanNya sedangkan Dialah Yang Lebih Dekat kepadamu daripada setiap sesuatu?►

Kaifa yutashowwaru an yuhjibahu syai-un wa lau lahu ma kana wujudu kulli syai-in?Bagaimanakah boleh dibayangkan bahwa ada sesuatu yang menghijabkanNya sedangkan jika bukanlah keranaNya, tiadalah akan wujud setiap sesuatu?►

Ya 'ajaba kaifa yadhharul wujudu fil 'adami? am kaifa yatsbutul  haditsu ma'a man lahu washful 'adami? = Alangkah menakjubkan bagaimana kewujudan boleh terdhohir didalam ketidakwujudan (‘adam), atau bagaimanakah boleh menjadi masih tetap al-Huduts (benda yang baru yakni makhluk) bersama Dia yang memiliki sifat al-Qidam (yakni tiada permulaan bagiNya)►
*****

◄Bagaimanakah boleh dibayangkan bahwa ada sesuatu yang menghijabkanNya sedangkan Dialah yang telah mendhohirkan atas setiap sesuatu? oleh sebab - perkara - telah bersinar pada perkara tersebut dari cahaya wujud. Dan sungguh terbukti (semua perkara tersebut) berada didalam kegelapan yang tiada (maksudnya gelap dalam ke-tiada-annya), seperti yang telah diuraikan diatas (hurup - FA - disini sebagai jawabannya, dan inilah jawabannya) maka oleh sebab dhohirnya Allah didalam semua perkara maka dhohir-lah (semua perkara tersebut)►

◄Dan tatkala terbukti dhohirnya berbagai perkara - halnya menunggu kepada Dia (Allah), maka mustahil (semua perkara) menghalangi Dia sehingga keberadaaNya menjadi samar tiada dhohir. Maka sesungguhnya yang DHOHIR dapat dipastikan memberi faedah atas dhohirnya yang mendhohirkan - bukan samarnya yang mendhohirkan►

◄Bagaimanakah boleh dibayangkan bahwa ada sesuatu yang menghijabkanNya sedangkan Dialah yang telah dhohir dengan setiap sesuatu? sehingga mengambil dalil kepada Dia mereka orang-orang yang mencari dalil oleh berbagai perkara, seperti telah berfirman Dia Yang Maha Tinggi "Kami akan memperlihatkan kepada mereka tanda-tanda Kami di segenap ufuk dan pada diri mereka sendiri, sehingga jelaslah bagi mereka bahwa Dia (Allah) adalah benar" (Qs 41 Fush-Shilat: 53). Dan isinya ayat tersebut - karena sesungguhnya ATSAR (kesan) menunjukan terhadap MU-ATSTSIR (yang memberi kesan), serta dapat diketahui (MU-ATSTSIR tersebut) oleh ATSAR, maka maqom ini adalah maqom bagi orang-orang yang mengambil petunjuk, yakni bagi mereka orang-orang yang lemah►

◄Bagaimanakah boleh dibayangkan bahwa ada sesuatu yang menghijabkanNya sedangkan Dialah yang telah dhohir di dalam setiap sesuatu? dengan Dzat-Nya, seperti (sesuatunya) berkata para ahlul musyahadah atau dengan keindahan rupa-rupa sifatNya serta keindahan asma'-asma'Nya, seperti (sesuatunya) berkata ahlul hijab - Maka adapun rupa-rupa perkara untuk keseluruhannya jadi tempat ke-JELAS-an serta jadi tempat yang dhohir bagi dhohirnya rupa-rupa makna asma'-asma'Nya - yang - oleh asma'-asma'Nya terperinci rupa-rupa makna sifat-sifatNya, maka (apabila) dhohir di ahli mulya keberadaaNya Yang Memulyakan, dan di ahli hina keberadaanNya Yang Menghinakan, dan didalam hidup makna asma'Nya al-Muhyi (Yang Menghidupkan)►

◄Dan ketika mencabut ruh makna asma'Nya al-Mumit (Yang Mematikan), dan ketika memberi makna asma'Nya al-Mu'thi (Yang Memberi), dan ketika mencegah makna asma'Nya al-Mani'u (Yang Mencegah), dan ketika melapangkan anugrah makna asma'Nya al-Karim (Yang Memberi), dan ketika menerima do'a makna asma'Nya al-Mujib (Yang memperkenankan), dan ketika membebankan kesukaran serta mengambil manfaat makna asma'Nya adh-Dhorru - an-Nafi'u dan lain sebagainya►

◄Bagaimanakah boleh dibayangkan bahwa ada sesuatu yang menghijabkanNya sedangkan Dialah yang telah dhohir bagi setiap sesuatu? yakni jelas bagi setiap sesuatu sehingga mereka (maksudnya setiap sesuatu) mengenalNya, oleh karena (setiap sesuatu mengenalNya) maka terbukti mereka itu halnya saling bersujud kepadaNya, dan saling mensucikanNya dengan memuji kepadaNya, akan tetapi kita semua tidak mengerti bagaimana sujud serta tasbihnya mereka. Maka setiap sesuatu mengenal kepadaNya sesuai dengan kadar tajalli-nya Dia (Allah) kepada mereka, dan meskipun keberadaan (Allah) berada di setiap sesuatu maka sesiapapun orangnya Allah tiada memberi kemampuan atas haqq ukurannya - oleh sebab kurang kemakrifatannya serta rendah kemakrifatannya - bukan karena TIADA benih kemakrifatan►

◄Bagaimanakah boleh dibayangkan bahwa ada sesuatu yang menghijabkanNya sedangkan Dialah yang maha dhohir sebelum wujud setiap sesuatu? dengan menyatakan nama - ini - kepadaNya dizaman Azali dan selama-lamanya. Maka adapun ke-dhohir-an Dia Yang Maha Tinggi bagiNya adalah termasuk kategori DZAT - bukan yang dikasab, dan tiada faedah serta tiada alasan. Dan adapun dhohirnya AKWAN adalah timbul dari tajalli-Nya terhadap AKWAN oleh SIFAT adh-Dhohir. Bagaimana boleh terbukti (AKWAN tersebut) jadi penghalang kepadaNya►

◄Bagaimanakah boleh dibayangkan bahwa ada sesuatu yang menghijabkanNya sedangkan Dialah yang terlebih dhohir daripada setiap sesuatu? karena sesungguhnya al-Wujud lebih dhohir daripada al-'Adam (tiada) menempati setiap tingkah. Dan nyata sekali sesungguhnya dhohir termasuk kategori DZAT adalah lebih kuat daripada dhohir yang baru. Dan adapun dhohir MUTHLAQ (murni) adalah lebih kuat daripada dhohir MUQOYYAD (yang dikaitkan). Dan adapun (dzat) yang abadi adalah lebih kuat daripada (dzat) yang ruksak►

◄Dan dipastikan tiada dapat menemukan oleh aqal yang disertai amat sangat dhohirnya Dia (maksunya bahwa aqal tidak akan mampuh apabila dipertemukan dengan kedhohiran Allah), karena yang namanya (syiddatudh dhuhur = sangat nyata) tiada berkemampuhan atasnya setiap yang lemah, seperti (burung) kelelawar dapat melihat diwaktu malam - kurang - diwaktu siang, bukan karena samarnya siang dan bukan karena datangnya cahaya (suasana) siang, bahkan sangat dhohirnya siang. Maka sesungguhnya mata kelelawar-lah yang lemah, maka mengalahkannya cahaya matahari►

◄Tatkala matahari memancarkan sinarnya maka terbukti sangat dhohirnya siang besamaan lemahnya penglihatan kelelawar halnya jadi sebab terhalang penglihatannya, maka tidak melihat satu perkarapun kecuali tatkala bercampurnya gelap pada terang serta lemah dhohirnya - dan begitu juga aqal yang lemah. Dan Keagungan Hadhroh Ilahiyah berada didalam penghujung cahayanya, yakni sinar cahaya menjadikan sangat dhohir Keagungan Hadhroh Ilahiyah, ia jadi sebab atas samarnya aqal►

◄Bagaimanakah boleh dibayangkan bahwa ada sesuatu yang menghijabkanNya sedangkan Dialah yang SATU (yakni Yang Maha Esa) yang tiada sesuatu bersertaNya? karena setiap sesuatu selain Dia - TIDAK ADA - yakni tiada wujud selain Dia - menempati posisi yang sebenarnya, Maka tidak ada - disana - satu perkarapun yang menghalangiNya, karena wujud yang haqiqi untuk keseluruhannya hanyalah kepada Dia, dan tiada sesuatu dari sesuatu selain daripada Dia►

◄Bagaimanakah boleh dibayangkan bahwa ada sesuatu yang menghijabkanNya sedangkan Dialah Yang Lebih Dekat kepadamu daripada setiap sesuatu? karena selalu meliputiNya kepadamu serta berdiriNya terhadapmu. Telah berfirman Yang Maha Tinggi "Dan Kami lebih dekat kepadanya dari pada urat lehernya" (Qs 50 Qaaf: 16)" maka Dialah lebih dekat kepada kita dengan dzat-Nya menurut Ahlul Musyahadah, Adapun Ahlul Hijab (yang terhalangi) mereka berucap Dia (Allah) lebih dekat dengan ilmuNya serta kekuasaanNya dan lain sebagainya►

◄Bagaimanakah boleh dibayangkan bahwa ada sesuatu yang menghijabkanNya sedangkan jika bukanlah keranaNya, tiadalah akan wujud setiap sesuatu? sehingga mengambil dalil olehNya mereka orang-orang yang Musyahadah terhadap berbagai perkara. Telah berfirman Yang Maha Tinggi "Dan apakah Tuhanmu tidak cukup (bagi kamu) bahwa sesungguhnya Dia menyaksikan segala sesuatu?" (Qs 41 Fush-Shilat: 53)" dan kalaulah dibuang lafad KULLU sungguh terbukti lebih dhohir didalam faedah keumuman - Yang dimaksud oleh ungkapan ini adalah menyeluruh dalam menghilangkan penghalang. Maka tiada madarat keberadaan bagian ini dengan makna bagian yang awal. Dan dari sebagian para ulama menetapkan perubahan diantara dua pendapat, oleh karena sesuatu yang ada didalamnya (sesuatu) yang diperintahkan►

◄Alangkah menakjubkan bagaimana kewujudan boleh terdhohir didalam ketidakwujudan (al-'Adam), karena ketidak wujudan adalah gelap, adapun kewujudan adalah terang, sedangkan gelap dan terang kedua-duanya berlawanan tidak akan berkumpul antara gelap dengan terang. Atau bagaimanakah boleh menjadi masih tetap al-Huduts (maksudnya benda yang baru yakni makhluk) bersama Dia yang memiliki sifat al-Qidam (maksudnya tiada permulaan bagiNya) karena sesungguhnya al-Huduts (makhluk) adalah bathil (batal) sedangkan Allah ta'ala adalah haqq (nyata), dan adapun yang bathil tidak akan menetap bersama dhohirnya al-Haqq►

◄Telah berfirman Yang Maha Tinggi "Dan katakanlah: "Yang haqq telah datang dan yang bathil telah lenyap". Sesungguhnya yang batil itu adalah sesuatu yang pasti lenyap" (Qs 17 Al-Israa': 81) maka dhohir dan tetap Dialah al-Haqqu (Allah) ta'ala bukanlah makhluk (yang dhohir dan yang tetap itu), Dan adapun yang tetap tiada permulaannya kecuali dzat al-Haqq, Maka Dialah (dzat) yang mendhohirkan serta (dzat) yang dhohir, dan adapun (dzat) yang mewujudkan bukanlah setiap (dzat) yang didhohirkan. Dan adapun yang menjadi ketakjuban (atau yang menakjubkan) yang telah diungkapkan tadi adalah timbul daripada menguasainya (mendominasi) penyaksian (kepada Allah). Maka sesungguhnya tatkala kuat (penyaksian) atas diri si ABDI maka ruksak ke-makhluk-an didalam tatapannya, dan musnah daripada diri si ABDI (dhomir ini ruju'nya kembali ke nadhrihi) dengan sekaligus►

Tidak ada komentar:

Posting Komentar