Ijtihaduka fima dlumina laka

Berkata syekh Ahmad Ibnu Atho-illah ra.
Adapun bersungguh-sungguhnya kamu untuk memperoleh apa-apa yang telah dijamin untuk kamu, sedangkan kamu gegabah dalam urusan kewajiban yang telah dituntut darimu (dari berbagai toat), adalah menunjukkan buta mata hatimu dalam dirimu
*****

◄Adapun sungguh-sungguhnya usahamu pada perkara yang telah dijamin untukmu, yakni Allah telah menanggung untukmu dalam perkara tersebut, yang dimaksud perkara disini yaitu dalam urusan rezeki yang merupakan anugrah dari Allah, serta kebaikan dari Allah. Telah berfirman Allah ta'ala "Dan berapa banyak binatang yang tidak (dapat) membawa (mengurus) rezkinya sendiri. Allah-lah yang memberi rezki kepadanya dan kepadamu (Qs 29 Al-'Ankabuut: 60)" dan juga yang lainnya, dari berbagai ayat. sedangkan kamu gegabah dalam urusan yang telah dituntut daripadamu. Adapun urusan yang telah dituntut daripadamu adalah AMAL yang akan menyampaikan (dengan amal tersebut, menurut adat kebiasaan) kepada tuanmu (maksudnya Allah) dari rupa-rupa dzikir dan rupa-rupa sholat dan rupa-rupa aurod dan selain yg telah diceritakan tadi dari berbagai jenisnya ketaatan.

◄Telah berfirman Allah ta'ala "Dan tidaklah aku menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka mengabdi kepada-Ku. (Qs 51 Adz-Dzaariyaat: 56)". Maka perkara yang dituntut dari seorang MURID adalah berjalan FI QUTIL ARWAH (dalam kekuatan Ruh). Yang namanya QUTUL ARWAH yaitu dzikir kepada Allah dan melakukan hal-hal yang mendekatkan diri kepadaNya. Bukanlah dengan QUTUL ASYBAH (kekuatan badan), karena sesungguhnya kekuatan badan ada seseorang yg menanggung atas kekuatan badan tersebut yaitu selainmu, adapun seseorag yang selainmu itu adalah tuannya si MURID (maksudnya robb-nya si MURID), pertanda BUTA, yakni buta BASHIROH (yang datang) daripada dirimu. Yang namanya BASHIROH adalah mata yang berada didalam qolbu, ia akan menemukan berbagai perkara  maknawiyah, sebagaimana bahwa BASHOR (mata kepala) dapat menemukan berbagai perkara yang MAHSUSAH (dapat dilihat oleh mata kepala)►

◄Untuk selanjutnya. Mushonnif dalam meberikan tamsil dengan menggunakan lapad IJTIHADU adalah satu petunjuk bahwa mencari rizki dengan sikap yang wajar, maka tidaklah berbahaya bagi si MURID, serta tidak meunjukan atas buta BASHIROH-nya si MURID. Selanjutnya Mshonnif berkata:►


Kesimpulan:
Dalam hikmah ini mushonnif menerangkan mengenai tidak pantasnya seorang MURID mengerahkan pikiran dan perjuangannya dipakai untuk memikirkan urusan yang telah ditanggung-jawab oleh Allah serta gegabah dalam melaksanakan peraturan ibadah, hal ini menunjukan kebutaan mata hatinya.
Mengerahkan pikiran dan perjuangan seharusnya disalurkan untuk mengabdi kepada Allah dari pelbagai ketaatan yang akan menghasilkan keselamatan serta kebahagian di dunia dan akhirat. Ketaatan kepada Allah keberadaanya sangatlah dirahasiahkan, oleh karenanya memerlukan perjuangan yang sungguh-sungguh dalam mengahadapi tantangannya, sedangkan urusan dunia yang telah ditanggung-jawab oleh Allah mengenai rizki yang menjadikan bahan kekuatan untuk bertahan hidup tidaklah perlu khawatir, karena untuk menghasilkannya tidak memerlukan pikiran dan perjuangan yang sungguh-sungguh dalam menghadapi tantangannya, malahan sikap seperti ini akan menolongnya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar