Ida fataha laka wijhatan

Berkata syekh Ahmad Ibnu Atho-illah ra.
◄Tatakala Dia membukakan untukmu satu pandangan (perspektif ) daripada pengenalan (yakni alMa‘rifat), janganlah engkau menghiraukan fakta yang amalmu masih sedikit, kerana sesungguhnya tiadalah Dia membukakannya (pintu gerbang ma'rifat) untukmu melainkan kerana Dia ingin memperkenalkan diriNya kepadamu. Apakah tiada engkau mengetahui bahwa pengenalan (al-Makrifah) tersebut adalah pemberianNya kepadamu, sedangkan segala amalmu itu adalah hadiahmu kepadaNya? Di manakah (nilai martabat) hadiahmu kepadaNya jika dibandingkan dengan pemberianNya kepadamu?►
*****

◄Tatakala Dia membukakan untukmu satu pandangan daripada pengenalan (yakni al-Ma‘rifah), janganlah engkau menghiraukan beserta (pandangan tersebut) bahwa sedikit (dengan difatahkan hurup hamzahnya) mengenai amalmu, yakni oleh karena sedikitnya amalmu. KETAHUILAH (olehmu) sesungguhnya bagi si MURID yang sedang ber-SULUK tidak boleh tidak (mesti) dalam keadaan SULUK-nya harus memperbanyak berbagai amalan supaya dapat menempuh AQOBATUN NUFUS (berbagai tanjakan nafsu) serta berhasil ke HADLROTUR ROBBI (hadapan robb). Maka tatkala tampil dalam bermujahadah (yakni dalam memerangi hawa nafsu), dan lama bagi si SALIK mengenai waktunya, terkadang malas untuk menjalankan sebagian daripada pelbagai warnanya ibadah dan pelbagai wirid yang telah dirutinkan atas si SALIK, maka hasil bagi si SALIK amat sangat pusing serta membingungkannya (maksudnya kedatangan sesuatu yg membingungkannya)►

◄Dan terkadang menghiasi atas si SALIK, yakni dirinya si SALIK dengan meninggalkan keseluruhannya yang disertai dengan keadaannya, sungguh akan hasil bagi si SALIK warna dari berbagai kemakrifatan kepada Alloh ta'ala. Maka memaparkan syekh (Ahmad Atho-illah ra) sesungguhnya tatkala dibukakan atas diri si SALIK satu pandangan dari pelbagai kemakrifatan, yakni satu warna dari al-Ma'rifah bagaikan telah mengenal dengan melalui perjalanan DZAUQ (rasa) sesungguhnya Allah ta'ala hadir kepada si SALIK yang terlahir melalui tingkahnya. Atau mengenal akan RASA sesungguhnya tiada yang mempunyai perbuatan kecuali Allah, sekira hasil atas si SALIK - TAJALLI AF'AL - yang mana TAJALLI AF'AL adalah permulaan berbagai tajalli menurut para ahli Haqiqot, maka janganlah memalingkan muka disaat TAJALLI AF'AL oleh sebab sedikitnya amal, karena sesungguhnya yang dimaksud dari berbagai amal adalah melakukan TAQORRUB ke hadapan robb►

◄Dan, adapun - disaat - dibukakan perspektif, ia jadi petunjuk atas melakukan taqorrob serta (sungguh) akan merindukan untuk bersikap taqorrub, serta sungguh si SALIK akan menjadi seorang ahli yang dicintai oleh Allah. Dan terkadang bukti SEDIKIT-nya amal oleh sebab tertimpanya sakit atas diri si SALIK, maka tatkala berhasil bagi si SALIK - SATU warna dari berbagai al-Ma'rifah yakni mengetahui bahwa turunnya sakit atas diri si SALIK adalah lebih baik daripada sehat, karena sesuatu yang berada dalam keadaan sakit adalah dari NAIK-nya si SALIK, sedangkan (sungguh) Allah ta'ala melakukan kepada si SALIK atas sesuatu (maksudnya sakit) yang telah dikehendakiNya, maka janganlah memalingkan muka disaat sakit oleh sebab sedikitnya amal►

◄Maka sesungguhnya Allah tidak akan membukakannya, yakni membukakan perspektif untukmu kecuali Dia (Allah) menghendaki untuk memperkenalkan kepadamu, yakni oleh menhadapnya Allah kepadamu dengan anugrahNya, dan taqorrub-nya (Allah) kepadamu dan tajalli-nya (Allah) kepadamu dengan sipat-sipatNya dan asma'-asma'Nya. Dan tiada keraguan sesungguhnya - taqorrub, tajalli af'al, tajalli shifat - ia adalah lebih agung daripada banyaknya amal yg dhohir►

◄Apakah kamu tidak mengetahuinya? sesungguhnya al-Ma'rifah - ia adalah (Allah) yang mendatangkan kepadamu, yakni (Allah) yg menghasilkan al-Ma'rifah untukmu dengan melalui perjalanan anugrah, sedangkan segala amalmu itu adalah hadiahmu kepadaNya, Di manakah (nilai martabat) hadiahmu kepadaNya jika dibandingkan dengan pemberianNya kepadamu?. (Oleh karenanya) Maka sesungguhnya hadiah seorang ABID (rakyat / pembantu) walaupun hadiah dari seorang ABID sangatlah menggiurkan (disini menggunakan kata jamilah), ia adalah hina apabila dihubungkan dengan hadiah dari seorang SAYYID (tuan / raja) walaupun hadiah (dari SAYYID) cuma sedikit, karena sesungguhnya hadiah si ABID - disini - (dengan menggunakan kata HUNA, maksudnya yang ada hubungannya dengan bab ini) kemanfaatannya kembali kepada si ABID, tidak kembali (kepada) SAYYID►

◄Dan, hasilnya sesuatu yang telah diceritakan tadi ialah (sungguh) sedikitnya amal yang disertai dengan ma'rifat adalah lebih baik dibandingkan banyaknya amal yang tidak disertai dengan ma'rifat. Maka tatkala hasil bagi si SALIK sebagian dari al-Ma'rifah maka perlu baginya menghadap dengan qolbunya si SALIK ke pangkuan tuannya (maksudnya kepada Allah) agar bertambah kepada si SALIK (dari ) berbagai kema'rifatannya, dan ber-taqorrub-lah kepada Alloh, serta mengutamakan dengan menghadapkan qolbu kehadapanNya lebih banyak daripada mengutamakan berbagai amalan dhohir►

◄Dan, oleh sebab menghadapkan qolbu kehadapan Allah lebih penting, maka amalan Arifin yang dhohir sedikit diakhir berbagai urusannya, serta tiada henti-hentinya mengingat-ngingat asal-mulanya sesuatu didalam awal pertama beramal (maksudnya, ada apa didalam awal kejadian, soalnya disini menggunakan kalimat "al-Bidayah") dari banyaknya berbagai cahaya oleh sebab banyaknya amal. Selanjutnya berkata mushonnif►

Ulasan:
Dalam hikmah ini mushonnif masih menerangkan sesuatu yang ada hubungannya dengan al-Ma'rifah, bahwa seorang MURID haruslah menjauhi dari tingkah yang merusak al-Ma'rifah, yakni tatkala Alloh membukakan kepadamu atas satu bagian daripada al-Ma'rifah, seperti dirimu diberi anugrah dapat mengenali Alloh dengan melalui perjalanan rasa bahwa Alloh hadir kepadamu, atau merasa bahwa dirimu sedang digerakkan olehNya - yakni yang disebut dengan Tajjali Af'al, maka janganlah dirimu menghiraukan fakta yang amalmu masih sedikit, lantaran yang dimaksud dengan banyaknya amal yaitu bertujuan untuk mendekatkan diri kepadaNya, sedangkan kenyataannya secara langsung Dia mendekatkan lalu membukakan satu gerbang al-Ma'rifah kepadamu, maka tatkala Alloh membukakannya - bagi si MURID haruslah tambah-tambah dalam bersyukur serta beradab kepadaNya, lantaran sedikinya amal yang disertai dengan al-Ma'rifah sangatlah besar nilainya daripada banyaknya amal yang tidak disertai dengan al-Ma'rifah.

Apa yang dikehendakiNya dengan sedikitnya amal? ia oleh sebab datangnya sakit atas diri si MURID, maka tatkala datangnya al-Ma'rifat dikala tertimpa sakit serta berkeyakinan bahwa datangnya sakit lebih baik daripada sehat, hal itu adalah kehendak dan pilihan Alloh serta akan memperlihatkan kepadamu dengan membukakan Shifat-shifatNya, Asma'-asma'Nya. Maka dari itu janganlah memalingkan muka oleh sebab datangnya sakit, karena dzat Alloh sedang mencintaimu dan juga sedang menaikanmu.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar