La yakun ta'akhkhuru

Berkata syekh Ahmad Ibnu Atho-illah ra.
◄Janganlah karena telambatnya masa pemberian (anugrah-anugrah dari Alloh), padahal kamu telah bersungguh-sungguh didalam berdo’a, membuat kamu berputus asa, sebab Alloh telah menjamin untukmu akan menerima semua do’a, (dengan catatan) menurut apa-apa yang Alloh pilih untuk kamu, bukan menurut apa-apa yang kamu pilih untuk dirimu, dan pada waktu yang ditentukan oleh Alloh, bukan pada waktu yang kamu kehendakimu►
*****

◄Janganlah karena kelambatan masa pemberian (anugrah-anugrah dari Alloh), yakni zaman pemberian dengan diakhirkan atas sesuatu yang terjadi dalam masa tersebut, padahal kamu telah bersungguh-sungguh didalam berdo’a, dengan membuang berbagai sipat BASYARIYAH-mu, dan menghilangkan penghalang yang ada dalam dirimu, sehingga engkau sampai kepada tuanmu (hal demikian) membuat kamu berputus asa, yakni dari terkabulnya do'a, maka adapun Allah adalah yang telah menjamin untukmu akan menerima semua do’a, seperti firmaNya "Berdo`alah kepada-Ku, niscaya akan Kuperkenankan bagimu. (Qs 40 Al-Mu'min: 60)" (dengan catatan) menurut apa-apa yang Alloh pilih untuk kamu, bukan menurut apa-apa yang kamu pilih untuk dirimu, dan pada waktu yang ditentukan oleh Alloh, bukan pada waktu yang kamu kehendakimu►

Kata yang sulit:
● BASYARIYAH: sipat-sipat kemanusiaan, yakni sipat keaslian manusia seperti makan, minum, tidur, marah, benci, resah, gelisah dan lain sebagainya, dan yang dimaksud sipat basyariyah disini menitik-beratkan kepada sipat-sipat yang tercela yang ada didalam diri, yang menjadi hijab antara makhluq dengan kholiq-nya.

◄Maka terkadang keberadaan (do'a tersebut) terhalang atas si MURID adalah lebih baik untuk dirinya, agar supaya sungguh-sungguh didalam beramal, serta agar terus-menerus tertanam rasa KHOUF si MURID kepada tuannya. Akan tetapi setan terkadang datang lalu berbisik kepadanya "kalau memang dirimu berada dalam golongan AHLUL IRODAH pasti Allah mengabulkan do'a untukmu, serta telah membuang sipat-sipat BASYARIYAH-mu, dan berhasil untukmu - apa-apa yang dimaksud olehmu" Dan tidak menyadari bahwa tiada terkabul do'amu terkadang lebih baik untuk dirimu. Dan terkadang terbukti sipat BASYARIYAH-nya terlalu tebal, maka tidak akan dapat untuk memutuskannya kecuali setelah menempuh jangka waktu yang cukup lama►

Kata yang sulit:
● AHLUL IRODAH: yang dimaksud "ahlul irodah" disini, yakni orang yang menghendaki sesuatu tanpa jeda lagi langsung berhasil (mujarab, ampuh, manjur)

◄Dan, perkara yang mendatangkan atas perkara tersebut dari berbagai MUJAHADAH serta RIYADLOH, (hal demikian) tidak memberikan faidah didalam sang waktu. Maka sebagian para ahli makrifat telah memberi perumpamaan bahwa yang namanya TABI'AT mirip dengan tanah yang ber-DURI, maka terkadang keadaan duri tersebut sangatlah tebal serta banyak sekali, tidaklah mudah untuk memutuskannya kecuali setelah masa serta sungguh-sungguh yang sempurna. Dan terkadang keadaan duri tersebut sedikit serta lemah paling terendah, mudah untuk dihilangkannya►

◄Dan begitu juga berbagai sipatnya NAFSU terkadang keadaannya jelek serta banyak sekali maka membutuhkan waktu yang cukup lama, serta kesungguhan yang serius dalam melumpuhkannya. Maka tatkala berhasil apa yang dimaksud walaupun berada dalam penghabisan nafas (dari umurnya), maka terbukti diakhir nafas tersebut adalah biangnya keuntungan. Dan terbukti sesuatu yang melelahkan (itu) didalamnya menjadi hina (tak ada nilainya) apabila dihubungkan dengan biangnya keuntungan. Dan terkadang (sipatnya nafsu) tidaklah begitu jelek, maka tidak memerlukan masa yang begitu lama serta tidak membutuhkan banyaknya kesungguhan►

Kesimpulan:
Dalam hikmah ini mushonnif akan menerangkan: Bahwasannya seorang MURID janganlah memperbanyak pilihan atau menentukan kemaslahatan satu tingkah dari pelbagai tingkah, sungguh seorang MURID tidak tahu apa-apa, adakalanya membenci suatu perkara padahal didalanya menyimpan seribu kebaikan, begitu juga mencintai suatu perkara padahal didalamnya dipenuhi dengan kejelekan. Oleh karenanya seorang MURID semestinya memasrahkan segala urusannya kepada Allah ta'ala, serta meyakinkan bahwa setiap kebaikan berada dalam pilihan Allah azza wa jalla walaupun pemberian itu bukan sesuatu yang diinginkannya.
Ketika seorang MURID meminta sesuatu kepada Allah lalu diberinya, nah pemberian itulah yang menjadi pilihan Allah serta kemaslahatan buat dirinya si MURID, akan tetapi bilamana seorang MURID meminta sesuatu kepada Allah lalu diakhirkan masa pemberiannya, nah seorang MURID tidak boleh putus-asa serta putus pengharapannya, apalagi sampai berubah sikap, sebaiknya dengan diakhirkan masa pemberian seorang MURID haruslah tenang serta penuh dengan rasa tawadlu serta berbaik sangka bahwa Allah akan memenuhinya (dengan catatan) "menurut apa-apa yang Alloh pilih untuk kamu, bukan menurut apa-apa yang kamu pilih untuk dirimu, dan pada waktu yang ditentukan oleh Alloh, bukan pada waktu yang kamu kehendakimu".
Oleh karena itu memintanya diniati dengan niat semata-mata karena Allah, dengan niat semata-mata ibadah kepada Allah, dengan niat semata-mata medekatkan diri kepada Allah, dengan niat semata-mata merasa butuh kepada Allah dengan menunjukan kefaqiran bagaikan seorang ABID yang membutuhkan uluran belas-kasih sayang seorang TUAN-nya

Ketahuilah... sesungguhnya terkabulnya do'a ada 3 (tiga) point:
(1) Yang dipakai untuk membersihkan dosa.
(2) Yang diberikan kelak diakhirat nanti.
(3) Yang diberkan secara langsung didunia.

Yang diberikan langsung didunia, ada beberapa point:
● Minta itu dikasih itu.
● Minta itu dikasih lain.
● Minta sekarang dikasih sekarang.
● Minta sekarang dikasih besok atau lain kali.
● dan lain sebagainya.

Nah semua itu ada hikmahnya, dan supaya tambah-tambah kemaslahatannya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar