Ma arodat himmatu salikin

Berkata syekh Ahmad Ibnu Atho-illah ra.
◄Tidaklah bermaksud (apanya) cita-cita seorang SALIK berkeinginan untuk berhenti tatkala dibukakan (tirai gaib) kepadanya, melainkan berseru kepadanya Hawatiful Haqiqoh (suara-suara gaib bagi kebenaran) "Apa yang engkau cari masih jauh (berada) dihadapanmu (yakni teruskanlah dan janganlah engkau berhenti disini). Dan tiada bermunculan berbagai al-Mukawwanat (segala makhluk di alam maya yang menampakan keindahannya) melainkan menyeru kepadamu hakikatnya al-Mukawwanat "Sesungguhnya kami hanyalah (satu) fitnah, maka janganlah engkau (menjadi terpedaya oleh kami sehingga engkau) menjadi kufur.” (Qs 2 Al-Baqarah: 102)►
*****

◄Tidak semata-mata bermaksud (apanya) cita-cita seorang SALIK, yakni melangkah menuju kepada Allah ta'ala, yakni berkeinginan untuk berhenti tatkala dibukakan (tirai gaib) kepadanya ditengah-tengah perjalanannya (yakni) dibukakan dari berbagai kema'rifatan dan berbagai rahasiah dan berbagai cahaya dengan diperlihatkan - sesungguhnya suatu perkara yang sampai atas perkara tersebut dari berbagai ma'rifat dan tingkah rasa dan berbagai pos-pos maqom. Nah sesuatu (yang telah diurankan itu) adalah puncak serta penghujungnya (dari sebuah) perjalanan, (setelah itu) lalu berhenti himmahnya si SALIK besertanya (maksudnya dengan perkara yang telah dibukakan kepada si SALIK) serta terlena olehnya serta mencintainya. Jikalau (AU dengan makna jikalau) melihat sesungguhnya suatu perkara yang berada diatasnya adalah lebih agung daripada (perkara yang telah dibukakan kepada si SALIK) akan tetapi ia merasa cukup dengan (perkara yang telah dibukakan kepada si SALIK tadi)►

◄Dan (si SALIK tersebut) melihat - sungguh didalamnya (maksudnya dengan perkara yang telah dibukakan kepada si SALIK tadi) ia merasa berkecukupan (maksudnya telah memuaskan hatinya) maka tiada ke-NAIK-an oleh himmahnya (dia), atau (sebaliknya) melihat akan sedikit harapannya daripada meraih atas sesuatu yang berada diatasnya, kecuali menyerunya Hawatiful Haqiqoh, yakni suara (lembut) yang dibisikan pada qolbunya dari arah al-Haqiqotul Ilahiyah (hakikat ketuhanan), dan pantas - sesungguhnya makna - kecuali menyeru kepadanya Lisanul Hal jenis haqiqat yang dibukakan pada si SALIK "Berjalanlah serta bersungguh-sungguhlah didalam melangkah jangan berhenti, sesungguhnya yang engkau cari-cari itu - yakni sesuatu yang engkau cari adalah sampainya dirimu kepada Tuanmu, serta tiada kecenderungan qolbumu pada sesuatu selainNya Yang ada dihadapanmu (maksudnya bahwa Tuannya berada dihadapanmu), maka janganlah berhenti beserta apa-apa yang telah dibukakan untukmu►


◄Dan tidak semata-mata muncul (memperlihatkan), yakni dhohir atas dirimu berbagai kebaikan makhluk, yakni rupa-rupa bentuk AKWAN seperti tunduknya makhluk kepadamu dan menghadapnya makhluk (dengan rasa hormat) kepadamu, dan dilapangkan dalam urusan dunia, dan dhohir berbagai Khowariqul 'Adat seperti tunduknya berbagai Hayawan, dan (bisa) berjalan diatas air, dan (bisa) sila diatas udara, dan (bisa) menerawang rahasiah-rahasiah makhluk, dan (bisa) menerawang ketentuan berbagai wujud, dan (bisa) memperbanyak yang sedikit dari makanan, dan (bisa) melipat bumi dan lain sebagainya daripada perkara yang telah diceritakan tadi - yang cenderung si nafsu akan hal itu, kecuali menyeru kepadamu haqiqatnya Dhowahirul Mukawwanat (dhohirnya berbagai akwan), yakni bathinnya dengan seruan yang (jenisnya) ma'nawi - walaupun tiada merasakan atas seruan tersebut "Sesungguhnya kami hanyalah (satu) fitnah, maka janganlah engkau (menjadi terpedaya oleh kami sehingga engkau) menjadi kufur" (Qs 2 Al-Baqarah: 102), yakni janganlah terfitnah oleh kami, dan janganlah berhenti bersama kami, dan janganlah menjadikan dirimu (nafsumu) menjadi Abid (dihambakan) kepada kami, maka dirimu terhijab oleh kami daripada menyaksi kepada Allah, karena sesungguhnya dhohirnya berbagai akwan menjadikan kekufuran pada Haq (hak) yang mempunyai nikmat, adapun mensyukuri nikmat adalah dengan menghadap kepada (dzat) Yang memberikan nikmat, sedangkan berpaling daripada (dzat) Yang memberi nikmat yakni dengan berdiam beserta nikmat (maksudnya tidak mau melangkah, karena menemukan hal-hal yang menajubkan serta merasakan nikmatnya berada disana. Oleh karenanya) terbalik dengan apa-apa yang menjadi tujuan►

Tidak ada komentar:

Posting Komentar